Bupati Buka Sarasehan Harmoni Mandau: Kolaborasi Lintas Sektor Menuju Warisan Budaya Tak Benda Dunia

  • Jumat, 04 Juli 2025 - 19:52:36 WIB
  • Administrator
Bupati Buka Sarasehan Harmoni Mandau: Kolaborasi Lintas Sektor Menuju Warisan Budaya Tak Benda Dunia

SENDAWAR, Prokopim-Pengusulan Mandau sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO menjadi sebuah keniscayaan, memastikan keberlanjutan dan pengakuan global terhadap kekayaan budaya. Apalagi ditengah modernisasi dan globalisasi, warisan budaya tak benda seperti Mandau menghadapi tantangan pelestarian yang serius. 

“Untuk itu, penting secara aktif berkolaborasi lintas sektor dalam upaya melestarikan Mandau ini. Tidak hanya sebagai benda mati tetapi sebagai warisan hidup yang harus terus diwariskan dan diakui dunia,” ujar Bupati Kubar Frederick Edwin.

Bupati menyampaikan hal ini saat membuka Serasehan di Auditorium Aji Tulur Jejangkat (ATJ) Kantor Bupati Kubar, Barong Tongkok, Jumat (4/7/2025). Kegiatan tersebut mengangkat tema 'Harmoni Mandau : Kolaborasi Lintas Sektor untuk Asih Asah Asuh menuju Warisan Budaya Tak Benda Dunia.'

Kegiatan tersebut dihadiri Basuki Teguh Yuwono, Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya Kemenbud RI dan Sjamsul Hadi, Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (TYME) dan Masyarakat Adat Kemenbud RI serta Lestari, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Kaltimtara 

Dengan sarasehan ini, Bupati mengharapkan dapat merumuskan langkah-langkah konkret menyusun rencana aksi yang terpadu dan mengidentifikasi potensi kolaborasi yang lebih luas. “Mari jadikan forum ini sebagai titik tolak untuk memperkuat jaringan, berbagi ide dan menyatukan energi demi satu tujuan mulia untuk menjadikan Mandau sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia,”ucapnya.

Diketahui, Mandau adalah senjata tradisional suku Dayak di Kalimantan yang sudah diakui oleh Indonesia. Mandau bukan hanya sekadar alat, melainkan juga sebuah simbol identitas, keberanian dan kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan spiritual. 

Keberadaannya melekat erat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat adat Dayak, mulai dari upacara adat, ritual keagamaan hingga seni pertunjukan. 

Bupati juga menyampaikan beberapa pesan bagi semuanya agar mau dan mampu meningkatkan kesadaran kolektif terkait pentingnya pelestarian mandau sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang berpotensi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia.

Membangun sinergi dan komitmen bersama antara pemerintah daerah, lembaga adat, komunitas masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam menyusun strategi komprehensif untuk pelestarian Mandau.

Kemudian, mengidentifikasi dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam upaya dokumentasi, revitalisasi, dan promosi Mandau, termasuk persiapan pengusulan ke UNESCO.

Terakhir, memperkuat semangat “asih, asah dan asuh”. Yaitu, saling mengasihi, saling mengasah pengetahuan dan keterampilan, serta saling mengasuh dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai Mandau. (KP6)

  • Jumat, 04 Juli 2025 - 19:52:36 WIB
  • Administrator

Berita Terkait Lainnya