SENDAWAR – Sebagai upaya meningkatkan kualitas iman dan kerohanian Jemaat
untuk dapat tumbuh, berkembang dan menjadi taulada sebagai umat beragama
yang bertoleransi terhadap umat beragama lainnya serta turut perduli untuk
menjaga keutuhan NKRI dalam kemajemukan. Komisi Pusat Pelayanan Penginjilan
Pantekosta (KP4) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Kutai Barat
menggelar Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Dan Seminar Rohani yang
dilaksanakan selama dua hari yang dipusatkan di Balai Pertemuan Umum BPU
Tanaa Purai Ngeriman, dan dibuka langsung oleh Sekretaris Kabupaten Drs
Yacob Tullur MM, Rabu malam(28/8). Dalam sambutan tertulis FX Yapan SH Tumenggung Singa Praja yang dibacakan Sekretaris Kabupaten Drs Yacob Tullur MM menyatakan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
mengucapkan terima kasih atas prakarsa dari Persekutuan Gereja Gereja
Pantekosta di Indonesia yang menyelenggarakan KKR di Bumi Tanaa Purai
Ngeriman. Turut hadir Ketua DWP Persatuan Kubar, MD GpdI Kaltim, Sekretaris
KP4 serta para pendeta GpdI se Kubar.
Bupati menambahkan, penyelenggaraan KKR dan Seminar dalam skala nasional
seperti sekarang ini merupakan wujud nyata pembangunan iman bagi seluruh
perwakilan Jemaat seantero Nusantara terkhusus bagi warga Kabupaten Kutai
Barat. Terlebih kita baru saja merayakan Hari Kemerdekaan yang membawa
semangat untuk terus maju berkembang dan unggul bukan hanya SDM tetapi
kesiapan disegala aspek bidang kehidupan. Apalagi baru saja Presiden Joko
Widodo mengumumkan pemindahan Ibukota Negara di Kalimantan Timur. Hal ini
menjadi pendorong Umat Kristiani harus turut serta mendukung langkah nyata
implementasi pemindahan Ibukota. Sebagai Umat Tuhan kita pun harus berdoa
dan berupaya agar setiap rencana pembangunan membawa kesejahteraan bagi
masyarakat tanpa terkecuali.
Selanjutnya Bupati berpesan, perjuangan kita sebagai warga negara Indonesia
dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan tentunya tidak mudah, banyak
sekali yang menjadi pergumulan baik secara pribadi dan dalam kehidupan
menggereja. Terlebih saat ini marak media social menyampaikan kasus viral
yang terus mengasah arti perbedaan. Hal ini kemudian menuntut kita untuk
bijaksana dan dewasa jangan mudah terpancing emosi. Jaman millenial ini
mengharapkan Gereja tidak tinggal diam, tidak hanya menyebarkan firman
Tuhan saja atau menggiatkan keharmonisan hubungan dengan Tuhan secara
vertikal saja namun juga memiliki kepedulian untuk mengajak semua elemen
untuk perduli dengan keharmonisan hubungan antar manusia dalam gerak
langkah mencapai sejatinya hidup. Nyatakanlah firman Tuhan dengan
mengajarkan nilai-nilai moral sikap mental yang baik sehingga anak-anak
generasi muda ini menjadi anak muda yang berkarya mampu menjauhkan diri
dari bahaya-bahaya negatif atau pengaruh negatif. Berpikir, berujar dan
berbuat haruslah mengarah pada nilai-nilai positif. Kemudian nilai positif selanjutnya bukan hanya pada bagaimana menselaraskan
ajaran Tuhan dalam hidup sosial bermasyarakat dalam bentuk penghargaan hak
hidup atas sesama manusia. Namun juga bagaimana melakukan hal yang positif
dengan menjaga serta melestarikan bumi dan isiNya. Sikap ini kemudian
ditunjukkan dengan kemandirian dan ketahanan pangan serta lingkungan yang
lestari. Disini saya menghimbau kepada para gembala, para pendeta juga
mengajak semua umat untuk melestarikan lingkungan dengan memanfaatkan
pekarangan dan lahan Bapak Ibu sekalian dengan menanaminya sayur mayur dan
buah-buahan pemenuhan kebutuhan pangan ini juga sangat penting dalam
mencapai kesejahteraan hidup. Memanfaatkan bumi dan isiNya dengan bijak,
serta turut menjaga dan melestarikannya.
Bupati juga berharap seluruh elemen masyarakat memiliki peranan yang besar
dalam pembangunan. Untuk itu saya menghimbau dan mengajak para hamba Tuhan
Persekutuan Gereja-Gereja Pantekosta Indonesia untuk ikut terbeban dan
bertanggung jawab serta berperan aktif untuk menjaga dan memajukan daerah
pelayanan masing-masing sehingga pembangunan yang bottom up dapat
terealisasi. Bisa kita saksikan saat ini bahayanya narkoba, pergeseran
nilai-nilai moral dan budaya tak lepas dari pengaruh perkembangan
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan media Informasi lewat media
massa dan elektronik melalui radio-televisi dan akses internet. Sehingga
dengan kemajuan ini terus berdampak pada tingkatan dan cara berpikir serta
ruang lingkup pergaulan sosial yang mempengaruhi dan merubah nilai-nilai
moral dan budaya masyarakat.
Selanjutnya jika kita melihat bahwa Peserta Seminar ada yang berasal dari
luar Kutai Barat, maka sayapun menghimbau kepada Jemaat GPdI asal Kutai
Barat untuk dapat mengenalkan dan mempromosikan betapa agung dan indah
karya ciptaan Tuhan menciptakan Bumi Tanaa Purai Ngeriman ini dengan alam
yang indah sehingga dapat dikunjungi sebagai objek wisata alam dan wisata
budaya yang dapat menjadi daya tarik karena potensi yang Kutai Barat
miliki. Sehingga kegiatan hari ini pun mendukung dan memajukan sektor
pariwisata di Kutai Barat sehingga terwujudnya Hari Esok Lebih Baik
Daripada Hari Ini.*(hms10)*